
Perubahan sudut pandang dalam melihat segala sesuatu pada prinsipnya setiap kejadian adalah netral, yang membuatnya menjadi baik ataupun buruk adalah respon terhadap kejadian tersebut. Berdasarkan tinjauan literatur yang dilakukan oleh peneliti secara garis besar peneliti merangkum bahwa teknik reframing dalam mengubah pola pikir negatif remaja sangat berguna dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa, karena melalui teknik ini, remaja dapat belajar untuk melihat suatu situasi atau peristiwa dari sudut pandang yang berbeda yang lebih positif.
Beberapa dari kita sering mendapatkan saran untuk berpikir positif dan mengambil hikmah dari setiap kejadian dan ternyata inilah yang dilakukan dalam tekhnik dasar reframing, kita diajak untuk mencari maksud baik yang tersembunyi di balik apapun yang terjadi, baik permasalahan di masa lalu, kejadian saat ini, maupun kejadian yang memang tidak bisa diprediksi di masa depan.
Baca Juga: Melampiaskan Emosi dengan Cara Positif dan Islami
Sebagai contoh reframing yang terjadi, jika seseorang merasa sangat cemas karena harus berbicara di depan umum, teknik reframing dapat membantu mereka melihat situasi tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Sebagai contoh, mereka dapat memandang situasi tersebut sebagai kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum, bukan sebagai ancaman yang menakutkan.
Tekhnik reframing kali ini akan dilakukan dengan cara mengubah keberatan fikiran bawah sadar seseorang menjadi sebuah keuntungan, dan cocok untuk permasalahan yang biasanya karena secondary gain (maksud tersembunyi), past experience (kejadian di masa lalu), ataupun konflik.

Berikut ini beberapa Tekhnik Reframing yang bisa kamu terapkan untuk diri sendiri maupun ketika berkomunikasi dengan orang lain:
- Konteks Reframing
Sebuah cara untuk mengubah bingkai pikiran atau persepsi negatif dengan memindahkan suatu kejadian pada konteks yang baru atau yang lebih sesuai, karena pada prinspnya suatu kejadian akan tepat jika bertemu dengan waktu yang tepat dan bisa menjadi hal positif, hanya saja mungkin kejadian saat ini belum ketemu momentnya jadinya terkesan negatif.
Baca Juga: Afirmasi Positif untuk Pertumbuhan Seseorang
Contoh kasus popular yang dikisahkan oleh virginia satir seorang family therapis adalah suatu hari mendapatkan seorang pasien (ibu) yang mengeluhkan kebiasaan anaknya senang pulang rumah dalam keadaan kotor, si ibu merasakan perasaan kesal kemudian marah akibat kebiasaan anaknya itu, dan pada akhirnya virginia satir menggunakan tekhnik reframing, ia mengarahkan sudut pandang ibu agar mendapatkan pemaknaan yang sesuai.
Ia bertanya “jika saja lantai menjadi selalu bersih ataupun rumah tidak berisik mungkin saja waktunya anaknya meninggalkan dia, apakah ibu mau hal tersebut terjadi dengan cepat?, seketika pasiennya langsung diajarkan untuk bersyukur mengenai keberadaan anaknya dan mengesampingkan setiap emosi negatif yang mungkin karena kekesalannya.”
- Konten Reframing
Cara manusia mengubah pandangan dengan cara memberikan pemaknaa baru atas suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi, biasanya menyangkut sebuah kejadian yang tidak bisa diubah begitu saja atau tiba-tiba kejadian tersebut terjadi. Prinsinya saat seseorang tidak bisa mengubah kejadian tersebut, maka masih bisa mengubah makna di balik kejadian yang terjadi.
Baca Juga: Hidup Sehat dengan Menghindari Pola Pikir Negatif
Contoh kejadiannya, “terjebak kemacetan dalam lalu lintas, kejadian yang tidak bisa dihindari dan pada saat seseorang fokus pada perasaan buru-buru dan takut terlambat, hal ini yang munculnya kepanikan, marah, dan kesal.” Jadi, jika terjadi konteks reframing seseorang fokus pada mengubah timline kejadiannya di waktu yang sesuai sehingga menjadi lebih positif, dalam konten reframing mengubah makna dari kejadian tersebut.
Dari keseluruhan beberapa tekhnik reframing, terbukti efektif dalam mengubah pola pikir negatif dari diri manusia, Dalam konteks remaja, teknik reframing dapat membantu mereka menghadapi dan mengatasi pola pikir negatif yang seringkali muncul selama masa tumbuh kembang. Teknik ini dapat membantu remaja mengatasi stres, kecemasan, dan depresi, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam berpikir kritis dan kreatif.
Dengan menerapkan teknik reframing, remaja dapat menggantikan pikiran negatif dengan pola pikir yang lebih positif, sehingga meningkatkan kesejahteraan mental mereka dan membantu mereka mencapai potensi penuh dalam kehidupan mereka. Namun, efektivitas teknik ini tergantung pada seberapa baik remaja dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Diba
Editor: Rara Zarary
*Disarikan dari berbagai sumber
Wisata
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Berita Terbaru